Di Anjungan Bengkulu, pengunjung disambut dengan megahnya rumah adat Rumah Bubungan Lima. Rumah panggung ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat Bengkulu dengan atap lima bubungan yang unik dan penuh makna filosofis.
Rumah ini ditopang tiang-tiang kayu besar dan memiliki kolong sebagai ruang serbaguna. Ornamen ukirannya mengandung simbol kehidupan dan nilai adat yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Bengkulu.
Bagian dalam rumah terbagi menjadi serambi depan untuk tamu, ruang tengah untuk keluarga, serta dapur di bagian belakang. Struktur ini mencerminkan harmoni dalam kehidupan sosial masyarakatnya.
Beberapa ciri khas Rumah Bubungan Lima:
Karena kekayaan alam yang dimilikinya, terutama hasil lada yang sangat berharga pada masa itu, Bengkulu mulai menarik perhatian bangsa asing. Awalnya datang bangsa Portugis dan Belanda, namun akhirnya Inggris yang berhasil menanamkan pengaruh terkuat. Pada tahun 1685, Inggris melalui East India Company mendirikan pos dagang dan membangun benteng besar bernama Fort Marlborough, yang hingga kini masih berdiri kokoh sebagai saksi bisu masa kolonial.
Hari ini, Bengkulu dikenal sebagai provinsi yang kaya akan budaya, sejarah, dan keindahan alam. Dari bunga Rafflesia arnoldii yang langka, pantai-pantai eksotis di Samudra Hindia, hingga warisan budaya Tabot yang unik — Bengkulu adalah tanah yang menyimpan warisan besar bangsa.