Refleksi Observasi – Anjungan Bengkulu (TMII)
Saat mengunjungi Anjungan Bengkulu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), kami berkesempatan mengamati berbagai unsur budaya khas Provinsi Bengkulu, mulai dari bentuk rumah adat, pakaian tradisional, hingga simbol-simbol budaya yang ditampilkan dalam anjungan tersebut.
Namun, setelah kami membandingkan hasil observasi langsung dengan informasi dari berbagai sumber digital terpercaya seperti Wikipedia, situs Kemdikbud, dan Indonesia.go.id, kami menemukan beberapa perbedaan informasi serta kekurangan dalam penyampaian dari tour guide di lokasi.
🔍 Informasi yang Ditemukan Secara Digital:
Tradisi Tabot Merupakan upacara adat tahunan yang dilaksanakan pada 1–10 Muharram. Berasal dari tradisi Syiah, namun telah membaur menjadi bagian budaya Islam lokal. Dipenuhi dengan prosesi religius seperti membawa "tabot" (peti simbolik), iringan musik doll, dan pembacaan doa-doa. Masjid Jamik Bengkulu Salah satu peninggalan sejarah penting di Bengkulu. Direnovasi oleh Ir. Soekarno saat masa pengasingannya pada 1938–1942. Masjid ini menjadi pusat dakwah dan syiar Islam. Busana Tradisional Islami Pakaian adat wanita menutup aurat dengan kerudung, sementara pria mengenakan baju Melayu lengkap dengan songkok. Menunjukkan pengaruh kuat budaya Islam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bengkulu.
📍 Hasil Observasi Langsung di Anjungan Bengkulu TMII:
Tour guide hanya menjelaskan secara umum tentang arsitektur rumah adat, bahan bangunan, dan beberapa pakaian adat tanpa mengaitkan dengan nilai-nilai budaya atau sejarah. Tidak ada penjelasan tentang tradisi Tabot atau tokoh penting seperti Ir. Soekarno yang punya kontribusi dalam sejarah Bengkulu. Tidak tersedia media interaktif atau dokumentasi digital yang bisa membantu pengunjung menggali lebih dalam mengenai budaya dan sejarah Islam di Bengkulu.
📉 Kekurangan yang Kami Temukan:
Minim Penjelasan Sejarah Islam Tidak dijelaskan peran penting masjid, tokoh penyebar Islam, maupun kegiatan religi masyarakat Bengkulu. Tidak Ada Visualisasi Tradisi Tabot Padahal ini tradisi terbesar di Bengkulu yang sarat makna spiritual dan budaya. Kurangnya Media Literasi Digital Tidak disediakan QR code, infografis, atau tautan ke situs resmi yang bisa memperkaya pengetahuan siswa. Keterbatasan Informasi Tour Guide Penjelasan cenderung permukaan dan bersifat umum, tidak mengajak pengunjung memahami filosofi budaya lokal.
📲 Hubungan dengan Literasi Digital:
Melalui pencarian informasi digital, kami bisa menemukan data yang lebih lengkap, valid, dan terpercaya. Ini menunjukkan pentingnya literasi digital, yaitu kemampuan mencari, memilah, dan menganalisis informasi secara kritis agar tidak hanya bergantung pada sumber lisan di lapangan. Contohnya, ketika kami merasa kurang mendapatkan penjelasan dari tour guide, kami bisa: Membuka situs resmi pemerintah daerah Bengkulu, Menonton dokumenter Tabot di YouTube, Mengakses artikel jurnal kebudayaan Islam di Bengkulu melalui Google Scholar.
Refleksi Observasi – Anjungan Jambi (TMII)
Saat mengunjungi Anjungan Jambi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), kami melihat berbagai representasi budaya khas Jambi seperti rumah adat, batik, serta informasi sejarah yang disampaikan oleh tour guide. Kunjungan ini memberikan kami gambaran awal tentang kekayaan sejarah dan budaya daerah tersebut.
Namun setelah kami membandingkan hasil observasi langsung dengan informasi dari sumber digital terpercaya seperti Detik.com, Katadata.co.id, dan Mijil.id, kami menemukan bahwa masih banyak informasi penting yang belum disampaikan secara lengkap di lokasi anjungan.
🔍 Informasi yang Ditemukan Secara Digital:
Sejarah Kesultanan Jambi Kesultanan Jambi didirikan oleh Datuk Paduko Berhalo dan Putri Selaras Pinang Masak pada tahun 1460. Mencapai masa kejayaan di bawah Sultan Abdul Kahar. Mengalami kemunduran akibat campur tangan Belanda, berakhir dengan wafatnya Sultan Thaha Syaifuddin tahun 1904. Detik.com menambahkan informasi tentang transisi dari kerajaan ke kesultanan serta peran penting perdagangan internasional di masa itu. Masuknya Islam ke Jambi Menurut tour guide, Islam masuk ke Jambi melalui pernikahan antara Datuk Paduko Berhalo dan Putri Selaras Pinang Masak. Anak mereka, Orang Kayo Hitam, melanjutkan dakwah Islam di wilayah Jambi. Data dari Katadata.co.id tahun 2023 menyebutkan bahwa 95,1% penduduk Jambi saat ini beragama Islam. Batik dan Kerajinan Lokal Batik Jambi dikenal dengan warna-warna cerah dan motif ceplokan. Mijil.id menjelaskan bahwa batik ini dibawa pertama kali oleh Haji Muhibat pada tahun 1857 dan terus berkembang dengan ciri khas lokal. Ukiran kayu betung khas Kabupaten Batanghari juga menjadi kerajinan penting, menggunakan kayu rengas, meranti, dan jelutung dengan proses khusus untuk menghilangkan getah.
📍 Hasil Observasi Langsung di Anjungan Bengkulu TMII:
Tour guide menjelaskan sejarah awal Kesultanan Jambi secara ringkas, namun tidak membahas mendalam soal kejayaan dan konflik dengan Belanda. Penjelasan masuknya Islam disampaikan secara naratif melalui kisah pernikahan tokoh, tapi tidak dilengkapi dengan data masa kini. Batik Jambi diperkenalkan dari sisi visual (dipajang), namun proses sejarah, makna motif, dan teknik pembuatan tidak dijelaskan lebih lanjut. Ukiran kayu hanya disebutkan sekilas, tanpa informasi detail mengenai jenis kayu, teknik pengolahan, atau fungsinya.
📉 Kekurangan yang Kami Temukan:
Kurangnya Konteks Sejarah Mendalam Tour guide tidak menyampaikan secara menyeluruh fase kejayaan Kesultanan Jambi maupun peran Sultan Thaha sebagai pahlawan nasional. Minim Data Aktual Tidak ada penyampaian tentang kondisi terkini masyarakat Jambi, misalnya soal mayoritas agama atau perkembangan batik lokal saat ini. Penjelasan Batik Kurang Komprehensif Tidak dijelaskan siapa tokoh penting dalam perkembangan batik Jambi, proses pembuatannya, atau filosofi motif-motifnya. Tidak Tersedia Media Penunjang Literasi Digital Tidak ada QR code, infografis, atau link menuju sumber digital yang bisa memperluas wawasan pengunjung.
📲 Hubungan dengan Literasi Digital:
Melalui pencarian informasi secara digital, kami bisa mendapatkan data yang lebih lengkap dan terpercaya. Ini memperkuat pentingnya literasi digital dalam memahami budaya dan sejarah daerah secara utuh. Dengan kemampuan mencari dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber, kami tidak hanya mengandalkan informasi dari tour guide saja. Contohnya : Kami membaca artikel sejarah Jambi di Detik.com untuk memahami konteks politik dan ekonomi masa lalu. Kami mengakses Katadata.co.id untuk mengetahui kondisi demografis Jambi saat ini. Kami menelusuri Mijil.id untuk menggali sejarah batik dan ukiran kayu Jambi yang ternyata memiliki proses dan nilai budaya yang sangat kaya.