Selama berada di TMII, kami memperhatikan berbagai aktivitas ekonomi yang berlangsung di sekitar tempat wisata tersebut. Salah satu yang menarik perhatianku adalah seorang ibu yang berjualan es teh. Kami melihat beliau melayani para pelajar yang membeli es teh untuk menghilangkan rasa haus. Di situ aku sadar, aktivitas ini merupakan bentuk distribusi sekaligus konsumsi barang. Penjual mencari penghasilan, sementara pembeli mendapatkan manfaat dari produk yang dibeli.
Saat kami berkunjung ke TMII, ada satu hal yang cukup menarik perhatian kami, yaitu seorang ibu yang berjualan es teh. Kami melihat beliau dengan sigap melayani para pelajar yang sedang membeli es teh untuk menghilangkan rasa haus. Dari situ, kami mulai menyadari bahwa aktivitas tersebut termasuk dalam kegiatan distribusi sekaligus konsumsi. Si ibu mendapatkan penghasilan dari hasil jualannya, sementara para pembeli mendapatkan manfaat dari produk yang dibeli.Terus, kami juga lihat ada bapak dan ibu tour guide yang lagi ngejelasin tentang anjungan ke pengunjung. Nah, itu termasuk jasa yang mereka tawarkan, dan bisa dibilang bagian dari aktivitas distribusi juga. Nggak jauh dari situ, kami lihat ada bapak yang jualan es krim, dan juga vending machine yang nyediain minuman kemasan. Keduanya juga sama aja, termasuk aktivitas distribusi dan konsumsi. Penjualnya dapet untung, pembelinya bisa ngilangin haus. Bahkan kami lihat juga ada yang nyewa sepeda buat keliling TMII—itu udah jelas termasuk konsumsi jasa.
Dari semua yang kami lihat, kami jadi mikir juga soal kebutuhan yang paling penting selama di TMII. Yang paling utama pastinya makanan dan minuman, karena itu kebutuhan primer. Kalau nggak makan atau minum, bisa lemes selama jalan-jalan. Kedua, transportasi kayak bus TMII juga penting banget. Itu termasuk kebutuhan sekunder karena bikin perjalanan jadi lebih gampang dan aman. Nah, yang ketiga tuh kereta gantung—menyenangkan sih, tapi sebenernya termasuk kebutuhan tersier, karena lebih ke hiburan aja.
Salah satu keputusan ekonomi yang kami ambil pas di TMII itu pas kami beli es teh. Waktu itu kami lagi capek dan haus, jadi kami mutusin buat beli es teh karena lebih murah dan rasanya juga enak. Menurut kami, ini udah sesuai sama prinsip ekonomi—dapet hasil maksimal dengan pengorbanan minimal. Kami juga sempet liat ada orang yang belanja oleh-oleh banyak banget, padahal belum tentu semua barangnya dibutuhin. Itu contoh perilaku konsumtif. Tapi ada juga yang lebih mikir, kayak beli minuman yang murah aja dan sesuai kebutuhan—itu contoh perilaku rasional.
Dari kunjungan ini, kami jadi ngerti pentingnya ngatur kebutuhan dan uang dengan baik, apalagi kalau lagi jalan-jalan dan bawa uang pas-pasan. Kita harus bisa bedain mana yang bener-bener dibutuhin dan mana yang cuma pengen aja. Jadi lebih bijak pas belanja dan nggak boros. Pokoknya, dari kegiatan ini kami dapet banyak pelajaran soal ekonomi yang ternyata deket banget sama kehidupan sehari-hari.